Kemenkeu dorong industri pengolahan kelapa di Malut

Ternate – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal (Dirjen) Perbendaharaan mendorong pengembangan industri pengolahan kelapa dalam rangka meningkatkan ekonomi di Maluku Utara (Malut).

“Tentunya, pengolahan kelapa sangat bermanfaat mulai dari kopra, tempurung, serabut hingga air kelapa memiliki nilai ekonomis dalam membuka peluang investasi,” kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Malut Adnan Wimbyarto di Ternate, Senin.

Menurut dia, komoditas kelapa merupakan penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) khususnya di sektor pertanian Malut, sehingga dengan tanah yang subur bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kelapa Malut.

Sebab, kata Adnan, pihaknya memiliki keinginan agar komoditas kelapa bisa diolah dan dikembangkan para petani secara baik dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong program kelapa berharga untuk mendukung petani sejahtera sebagai inovasi melalui pelatihan dan pembinaan bagi petani agar bisa mengembangkan komoditas kelapa.

Sementara itu, Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate, menyebut, volume kopra menjadi penyokong ekspor nasional sebesar 111.300.329 kilogram dikirim dari pelabuhan Ternate ke berbagai daerah di Indonesia.

Kepala Sub Koordinator Karantina Tumbuhan, Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate, Khori Arianti menyatakan, jika dibandingkan 2021, komoditas kopra dipasok ke berbagai daerah mencapai 111.300.329 kg dan 2022 alami penurunan hingga 30.226.111 kg yang ke luar Malut.

Menurut dia, berdasarkan data yang dirangkum, untuk komoditas kopra yang dipasok ke luar Malut sebagian besar berasal dari Pulau Halmahera dan dikirim melalui Pelabuhan Sofifi dan kapal Feri.

Selain komoditas kopra, pihaknya juga mengakui sejumlah hasil tani seperti cengkih dan pala mengalami penurunan, untuk cengkih dikirim ke luar Malut mencapai 907.542 kilogram, pala 3.745.432 kilogram dan fuli 444.290 kilogram. (Ant)