Gubernur Malut Usulkan Akses Jalan Tol Kota Sofifi – Bandara Kuabang Ke Presiden Jokowi

Ternate, sahabatrakyat.com  – Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba (AGK) menyatakan, Pemprov Malut telah mengusulkan pembangunan akses jalan tol Kota Sofifi menuju Bandara Kuabang,  Kao, Kabupaten Halmahera Utara ke Presiden Joko Widodo (Jokowi),

“Presiden Jokowi menyambut baik pembangunan ruas jalan tol Kota Sofifi – Kao, sehingga perjalanan dengan waktu tempuh sebelumnya  2,5 jam bisa dipercepat hingga 45 menit,” kata Gubernur, di Ternate, Sabtu.

Menurut dia, pembangunan akses jalan tol Sofifi – Bandara Kuabang,  Kao,  di mana jarak tempuh cukup jauh, sehingga perlu dibangun jalan bebas hambatan dengan waktu tempuh lebih kurang mencapai 45 menit, sehingga masyarakat dari Sofifi maupun Jailolo akan melakukan perjalanan ke berbagai kota melalui Bandara Kuabang bisa terlayani.

Gubernur mengemukakan, letak provinsi Malut berada di poros tengah pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesar,  sedangkan  Sofifi menjadi bagian dari wilayah kota Tidore.

“Oleh sebab itu untuk percepatan pembangunan, maka pemerintah daerah memprioritaskan pembangunan  infrastrukur  jalan lintas pulau Halmahera yang dapat menghubungkan  dengan  beberapa wilayah kabupaten dengan pusat pemerintahan Pemprov Malut di Sofifi,” tandasnya.

Dia mengakui, saat kunjungan Presiden Jokowi untuk peresmian terminal Bandara Kuabang itu, dia telah menyampaikan beberapa usulan yang disampaikan kepada Presiden diantaranya kawasan kota baru Sofifi dan pembangunan jalan tol Sofifi – Bandara Kuabang, Kabupaten Halmahera Utara.

Kota baru Sofifi telah dicanangkan beberapa tahun lalu oleh Presiden , hanya saja belum direalisasi, dan saat menyampaikan hal itu, Presiden akan mengomunikasikannya dengan Menteri ATR/BPN.

“Presiden sampaikan akan menyampaikan usulan Gubernur Malut ke Menteri ATR/BPN ,” ujar Gubernur mengutip penyampaian Presiden.

Sebelumnya, Presiden Jokowi saat kunjungan kerjanya ke Kao, Malut, menyatakan infrastruktur yang memadai akan membangun dan meningkatkan daya saing sebuah negara. Dengan daya saing tersebut, negara Indonesia akan mampu berkompetisi dengan negara-negara lain. Maka, membangun infrastruktur tidak semata berkaitan dengan urusan pembangunan fisik, tetapi  membangun keunggulan negara.

Selain itu, pembangunan infrastruktur yang dilakukan merata di seluruh Indonesia berarti mewujudkan sila kelima Pancasila.  Pembangunan infrastruktur di masa pemerintahan Presiden Jokowi  yang bertransformasi dari Jawa-sentris menuju Indonesia-sentris merupakan upaya untuk mewujudkan keadilan sosial tersebut. (Ant)